Kamis, 24 Juli 2008

JANGGAL, TAPI DIAKUI

Dukungan Demokrat Atas Ibrahim, Janggal
//Terkait Rekomendasi DPP Demokrat
MANNA – Sejumlah kejanggalan berlaku atas surat rekomendasi dukungan DPP Demokrat yang dimiliki Meski Ibrahim Kahar, SE, MSi/Drs. Sangkut Nasroni, MPd. Meski demikian, keberadaan surat rekomendasi tersebut diakui keabsahannya oleh DPC Demokrat Bengkulu Selatan (BS).
Kejanggalan ini disampaikan Sekretaris DPC Demokrat BS Faisal Mardiyanto yang juga anggota DPRD BS dan Wakil Ketua VI DPC Demokrat BS Saimi, BA. Dijelaskan, pada surat instruksi No 72/INT/DP.PD/VII/2008 yang dikeluarkan 21 Juli diketahui bahwa Ketua Umum DP Demokrat Hadi Utomo dan Sekjend H. Marzuki Alie, SE, MM menegaskan agar Ketua DPC Partai Demokrat BS dan jajarannya menindaklanjuti dan mendukung pengusungan dan pendaftaran pasangan calon Ibrahim Kahar, SE, MSi – Drs. Sangkut Nasroni, MPd sesuai rekomendasi DPP No 54/RKMD/DPP.PD/VI/2008 tertanggal 17 Juni 2008.
Baik Faisal maupun Saimi mengungkapkan, kejanggalan tersebut terdapat pada isi surat yang menyatakan bahwa DPC Demokrat BS diinstrusikan untuk mendukung pencalonan pasangan Ibrahim/Sangkut sebagai calon kepala daerah periode 2008 – 2013. Padahal Pilkada BS yang berlangsung saat ini adalah untuk menjaring pemimpin periode 2009 – 2014. “Terkait kejanggalan ini, saya sudah menghubungi pengurus pusat melalui telepon selularnya. Pada pokoknya, saya diinstrusikan untuk menjalani apa yang tertulis pada keputusan DPP Demokrat,” terang Faisal dan Saimi. Karenanya, pada saat itu baik Saimi maupun Faisal menandatangani surat dukungan atas pasangan Ibrahim/Sangkut ke KPU BS.
Kejanggalan lainnya, terkait surat rekomendasi DPP Demokrat yang justru diketahui dan didapat Faisal pada 21 Juli 2008 sekitar pukul 23.40 WIB dari Ibrahim Kahar. “Terhadap hal ini, saya memandangnya sebagai kondisi kekhususan. Karenanya, keabsahan surat rekomendasi tersebut kita akui,” terang Faisal.(**)

DEMOKRAT BERGOLAK

1)
Internal Demokrat BS Bergolak
//Akibat Dualisme Dukungan
MANNA – Internal pengurus DPC Demokrat Bengkulu Selatan (BS) mulai bergolak. Perlahan tapi pasti mulai tampak ‘perang dingin’ antar pengurs. Ini karena ditubuh partai terjadi pecah kongsi yang menyebabkan timbulnya dualisme dukungan.
Dikatakan dualisme karena pengurus Demokrat mengeluarkan dua rekomendasi kepada dua pasangan Balon yang akan maju dalam Pilkada BS. Yakni pasangan Ramlan Saim/Rico Diansari alias HARARI dan pasangan Ibrahim Kahar/Sangkut Nasroni. Perlu diketahui, dukungan atas pasangan HARARI dikeluarkan pengurus inti dari partai yang dipimpin presiden SBY tersebut. Yakni H. Fauzan Djamil, SH selaku Ketua dan Faisal Mardiyanto selaku sekretaris. Sedangkan pada dukungan yang diberikan kepada pasangan Ibrahim/Sangkut yang mengeluarkan rekomendasi adalah wakil ketua VI Saimi, BA dan Faisal Mardiyanto.
Kepada RB, Faisal membenarkan adanya dualisme dukungan tersebut. “Sah-sah saja ada dua dukungan. Ini memang sudah sesuai dengan ketentuan dan arahan pengurus pusat,” terang Faisal. Kondisi ini, jelas bertentangan dengan keputusan KPU BS No 3/2008 tentang tata cara pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Pasal 6 menyebutkan, Parpol atau gabungan Parpol hanya dapat mengusulkan satu pasangan calon.
Terhadap hal ini, Ketua KPU BS Zainan Sagiman memastikan lebih tegas lagi. “Sesuai ketentuan, satu Parpol tidak diperkenankan mengusung lebih dari satu calon. Boleh-boleh saja saat pendaftaran ada satu Parpol mengusulkan dua pasang calon atau lebih. Tapi aturan tetap kita tegakkan. Tidak sesuai dengan apa yang digariskan, maka akan kita coret,” tegas Zainan.

//Pecah Kongsi
Sementara itu, dualism dukungan menyebabkan terjadinya pergolakan di internal Demokrat BS. Wakil Ketua DPC Demokrat BS H. Dendy memastikan apa yang dilakukan Faisal Mardiyanto merupakan tindakan individu yang bersangkutan. “Langkah saudara Saimi,BA dan Faisal menandatangani surat dukungan bagi pasangan Ibrahim/Sangkut jelas-jelas bukan hasil keputusan partai. Sampai saat ini, dukungan kita tidak berubah. Demokrat tetap mendukung pasangan HARARI,” tegas Dendy. Dipastikannya, sebelum Faisal melakukan aksi penandatangan surat dukungan, dirinya termasuk Ketua DPC Demokrat BS H. Fauzan Djamil, SH sudah berulang kali menelpon Faisal Mardiyanto untuk tidak mengeluarkan dukungan selain ke pasangan HARARI. Namun langkah ini sia-sia mengingat Faisal tidak berada di rumah dan mematikan handphonenya.
Mensikapi apa yang dilakukan Faisal Mardiyanto, Selasa (22/7) petang, Dendy bertolak ke Jakarta untuk berkoordinasi dengan pengurus pusat partai Demokrat. “Pada prinsipnya kita akan menegaskan ke DPP Demokrat bahwa yang didukung adalah pasangan HARARI, bukan lainnya. Surat penegasan ini telah kita sampaikan melalui faximile. Sedangkan surat aslinya akan saya hantarkan langsung besok siang (hari ini-red). Nanti semua akan jelas, bahwa dualisme yang dilakoni Faisal tidak berdasar dan melanggar mekanisme partai,” demikian Dendy.(**)

Minggu, 06 Juli 2008

DICIBIR


Target Listrik 90 Hari G2, Dicibir
MANNA – Sejak mendeklarasikan diri sebagai pasangan calon yang diusung DPC PPP Bengkulu Selatan (BS), Pasangan Gusnan Mulyadi, SE, MM dan Drs. Gunadi Yunir langsung menggebrak dengan rencana pemenuhan kebutuhan listrik warga Bumi Sekundang. Belakangan, program ini mendapat cibiran warga karena diragukan keberhasilannya mengingat target yang patok adalah selama 90 hari.
Kepada RB, Gusnan Mulyadi mengaku sempat mendengar adanya keraguan yang dilontarkan sebagian kecil dari masyarakat tersebut. “Saya bisa memakluminya. Keraguan dan cibiran tersebut wajar saja, mengingat mereka belum mengetahui dan memahami buah pikiran saya,” aku Gusnan yang mengetahui keraguan warga dari tim suksesnya.
Gusnan menjelaskan, program listrik 90 hari diakuinya pernah digarap bersama Pemkab Mukomuko sekitar dua tahun lalu. “Untuk membuktikannya, siapapun bisa mengunjungi Mukomuko dan menanyakan apakah benar yang saya katakana. Sebab kalau saya sampaikan, kesannya mengada-ada,” ungkap Gusnan. Diakui, untuk membangun daerah memang memerlukan perencanaan yang matang. Termasuk mengatasi krisis listrik yang dikeluhkan warga BS lebih dari belasan tahun terakhir.
Gusnan menambahkan, dicibirnya program listrik selama 90 hari tersebut disebabkan berbagai faktor. Diantaranya, rasa pesimis sebagian kalangan mengingat membangun daerah merupakan renah dominan eksekutif yang terkenal serba birokrasi. Praktis, membutuhkan rentang waktu yang panjang dan lama. “Nah disinilah letak tantangannya. Memang kalau dipikir-pikir akan sulit direalisasikan. Tapi, tidak ada yang mustahil. Insyaallah dengan dukungan penuh warga, apa yang kita programkan akan dibuktikan,” aku Gusnan.(**)

TIM Keluarga

Mayoritas Balon Masih Andalkan Tim Keluarga
MANNA – Meski saat mendaftarkan berkas ke KPU Bengkulu Selatan pada 24 Juni lalu para Balon kepala dan wakil kepala daerah diimbau untuk membentuk tim independen secepatnya, namun hal ini sepertinya belum direaliasikan. Para Balon masih mempercayakan kegiatannya pada tim keluarga.
Beragam alasan disampaikan terkait belum dibentuknya tim pemenangan. Pasangan Ramlan Saim/Rico Diansari yang mendirikan Posko HARARI CENTRE mengaku pembentukan tim pemenangan akan efektif bila KPU BS menetapkan siapa saja yang lulus verifikasi. “Berdasarkan kesepakatan bersama antara saya dan Pak Ramlan, saat ini yang kita kedepankan adalah tim keluarga terlebih dahulu. Nanti setelah saatnya maka akan kita bentuk tim pemenangan yang lebih solid lagi,” terang Rico Diansari.
Penegasan serupa disampaikan tim pemenangan Suhirman Madjid/Isurman. Disebut-sebut, alasan belum dibentuknya tim pemenangan yang permanen karena memang belum waktunya. “Saat ini kita masih menunggu hasil verifikasi dari KPU. Karenanya sekarang memang belum tepat waktunya untuk membentuk tim pemenangan,” ujarAndi, kerabat pasangan calon perseorangan atau independen Suhirman Madjid yang berpasangan dengan Isurman.
Kondisi berbeda terjadi atas Balon yang diusung DPD PAN BS yakni pasangan Hasmadi Hamid/Parial atau HP. Tidak hanya membentuk tim pemenangan ditingkat kabupaten, partai berlambang matahari ini telah membentuk tim pemenangan di 11 kecamatan. Sebagian kalangan menilainya terlalu cepat namun sebagian menilai memang sudah waktunya. “Tidak ada kata terlambat atau terlalu cepat. Bahkan, lebih cepat tim pemenangan dibentuk justru lebih baik. Perlu kerja keras dan keseriusan untuk memenangkan Pilkada. Nah, pembentukan tim pemenangan merupakan satu dari hal dimaksud,” jelas Parial.(**)